Terwujudnya Kabupaten Bengkalis Sebagai Model Negeri Maju dan Makmur di Indonesia
me

ADIHAN, SH

Anggota

Data Personal


Tempat/Tgl Lahir :
Balai Pungut, 12-03-1982
Agama :
ISLAM
Jenis Kelamin :
L
Status Perkawinan :
KAWIN

Keluarga


Nama Istri/Suami :
NURHALIMAH
Jumlah Anak :
1 Anak

Fraksi & Daerah Pemilihan


Fraksi :
Fraksi Partai Gerindra
Daerah Pemilihan :
MANDAU

Posisi di Komisi


Nama Komisi :
Komisi II
Jabatan :
Anggota

Posisi di Badan Kelengkapan


Nama Badan :
Badan Kehormatan (Anggota)

Jabatan di Badan Publik


Jabatan :

Jabatan di Komisi Publik


Jabatan :

Riwayat Pendidikan


1. SD Negeri 037 Balai Pungut
2. SMP Negeri 1 Mandau
3. SMA Negeri 2 Mandau
4. Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Riwayat Pekerjaan

1. Tenaga Sukarela Kantor Camat Pinggir (2004 – 2005)
2. Honor Komite SMP Negeri 10 Pinggir (2005 – 2006)
3. Wiraswasta (2006)
4. Dosen Luar Biasa AMIK Mitragama-Duri (2009-2014)
5. Anggota DPRD Kabupaten Bengkalis (2014-2019)
6. Anggota DPRD Kabupaten Bengkalis (2019-2024)

Riwayat Organisasi

1. Wakil ketua PAC Partai Gerindra Pinggir (2010 – 2015)
2. Sekretaris DPC Partai Gerindra Kabupaten Bengkalis
3. Wakil Sekretaris Gabungan Pengusaha dan Kontraktor Mandau (2012-Sekarang)
4. Ketua PC Tidar Kabupaten Bengkalis
5. Wakil Ketua Bidang UKM KNPI Bengkalis

Biografi

Adihan, SH merupakan anggota DPRD Bengkalis kelahiran Desa Balai Pungut, Kecamatan Pinggir. Nama anggota dewan yang satu ini barangkali masih asing di sebagian besar telinga masyarakat yang ada di Kota Bengkalis. Namun, tidak bagi masyarakat di Kecamatan Pinggir. Keramahannya dalam bergaul dan tidak memilih-memilih teman, membuat dirinya cukup dikenal, bahkan sebelum duduk sebagai anggota DPRD Bengkalis periode 2004-2019.

Adihan, seperti juga masyarakat kebanyakan, sebelum duduk sebagai waki rakyat, harus bekerja membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan apa saja ia lakoni untuk menyambung hidup tanpa rasa malu, yang penting halal. Bisa dikatakan pria yang terlahir dari pasangan H Suwiriman dan Hj Netty Fitri ini sosok pekerja keras dan patut ditiru oleh generasi muda. Sederet pekerjaan pernah ia lakoni, sebut saja misalnya tenaga sukarela Kantor Camat Pinggir, honor komite SMP Negeri 10 Pinggir, kemudian wiraswasta, hingga dosen luar biasa Amik Mitragama Duri.

“Saya juga rekanan dari PT CPI dengan jabatan Direktur Potong Rumput Chevron (DPRC),” ujar Adihan mengawali pembicaraan. Bekerja sebagai potong rumput di salah satu perusahaan raksasa di Kota Duri, tidak membuatnya minder. Pekerjaan potong rumput di PT CPI ini dilakoninya dengan dukungan penuh dari keluarga dan kerabat dekat, dengan lulusan terbaik di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.

Dengan berbekal pengalaman itu, Adihan memiliki banyak relasi dengan berbagai kelompok masyarakat. Membangun relasi menurut pria kelahiaran 12 Maret 1982, ia lakukan bukan lantaran ingin menjadi anggota dewan. Waktu itu, dirinya sama sekali tidak berniat untuk terjun di dunia politik apalagi untuk menjadi anggota dewan. Membangun relasi dari berbagai kalangan, ia lakukan karena manusia merupakan makhluk sosial, tidak bisa hidup sendiri melainkan harus saling berinteraksi dengan orang lain. Adihan mengawali lembar kehidupan barunya di dunia politik ketika bergabung ke Partai Gerindra tahun 2010 dengan jabatan wakil ketua PAC Partai Gerindra Kecamatan Pinggir. Memilih Partai Gerindra sebagai nafas politiknya bukan karena ikut-ikutan, melainkan karena kekagumannya terhadap Prabowo, pendiri Partai Gerindra.

Di mata Adihan, Prabowo tidak hanya sosok pekerja keras, melainkan memiliki komitmen yang tinggi dalam membela kebenaran serta tegas. Berawal dari sinilah, kemudian pada tahun 2014 Adihan mencoba ikut meramaikan bursa pemilihan anggota legislatif dari daerah pemilihan Pinggir. Dirinya berpikir, kalau saja ia bisa duduk sebagai anggota dewan, maka akan banyak yang ia dapat lakukan untuk membantu masyarakat.
“Saya banyak bergaul dengan masyarakat dari berbagai kalangan, jadi saya tahu persis keluhan-keluhan mereka dan apa yang mereka harapkan dari pemimpin negeri ini,” kata Adihan. Dengan keinginan itu, dirinya termotivasi untuk berusaha memenangkan pertarungan.

Adihan mengakui, untuk bisa lolos sebagai anggota DPRD bukan hal mudah. Selain tidak memiliki kemampuan pendanaan yang memadai, saingannya sesama Dapil Pinggir juga tidak bisa diaggap enteng. Terlebih beberapa diantaranya merupakan anggota DPRD incumbent yang sudah lebih dulu dikenal masyarakat dan tentunya secara finansial melebihi dirinya. Untuk mewujudkan mimpinya itu, Adihan melakukan pendekatan ke semua kelompok masyarakat yang selama ini hubungan dengan mereka sudah cukup baik. Bagi dirinya tidak ada kata lelah untuk bisa mengejar mimpi. Sebagaimana kunci orang-orang sukses dari berbagai buku yang ia baca, sukses hanya bisa diraih oleh orang yang pantah menyerah. “Seperti Pak Rida K Liamsi, pemilik perusahaan media terkenal di Riau, pernah beberapa kali bertemu di suatu acara. Jika tak salah pada acara yang ditaja Chevron.

"Kalimat-kalimat yang saya ingat adalah bermimpilah setinggi langit, karena mimpi itu gratis. Berusahalah meraih mimpi itu. Sampai hari ini saya masih ingat kalimat tersebut, karena telah menjadi motivasi saya,” kata Adihan. Siapa sangka, berkat kerja keras dan dukungan penuh dari keluarga serta kerabat, pada Pemilu Legislatif 2014, Adihan berhasil meraih suara 2.947, terbesar kedua setelah anggota DPRD incumbent asal Golkar. Perolehan suara yang cukup signifkan itu mengantarkan Adihan sebagai anggota DPRD Bengkalis periode 2014 – 2019 Dapil Pinggir.  Hingga kini, kembali terpilih menjadi anggota DPRD terpilih periode 2019 – 2024.  

Sampai Saat ini, Adihan masih dipercaya untuk berada di Komisi II DPRD Bengkalis. Namun demikian, sosok Adihan tetap tidak berubah. Dirinya tetap masih seperti dulu, aktif berkomunikasi dengan masyarakat dan mengakomodir saran serta masukan mereka, kapan dan dimana saja. Adihan mengaku, setelah duduk di lembaga legislatif ini, dengan tekad bulat dan niat tulus akan berusaha memajukan daerah, terutama kampung halamannya di Balai Pungut dan Kecamatan Pinggir. “Di sana saya bisa berkembang, karena selalu bertatap muka dengan masyarakat. Keluhan-keluhan para guru menjadi kritikan berharga bagi saya, dunia pendidikan itu adalah hal yang paling penting dalam hidup,” ujar Adihan.***