Terwujudnya Kabupaten Bengkalis Sebagai Model Negeri Maju dan Makmur di Indonesia
me

ABDUL KADIR, S.Ag, M.Si

Ketua DPRD

Data Personal


Tempat/Tgl Lahir :
,
Agama :
Jenis Kelamin :
L
Status Perkawinan :
KAWIN

Keluarga


Nama Istri/Suami :
Jumlah Anak :
Anak

Fraksi & Daerah Pemilihan


Fraksi :
Daerah Pemilihan :

Posisi di Komisi


Nama Komisi :
Jabatan :

Posisi di Badan Kelengkapan


Nama Badan :

Jabatan di Badan Publik


Jabatan :

Jabatan di Komisi Publik


Jabatan :

Riwayat Pendidikan



Riwayat Pekerjaan


Riwayat Organisasi


Biografi

Kenekatan dan komitmen pria asal Desa Pangkalan Nyirih, Kecamatan Rupat ini sudah terlihat saat dirinya memutuskan mundur dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sudah 8 tahun dilakoninya. Satu tekadnya kala itu, ingin menjadi anggota DPRD Bengkalis dan berbuat lebih untuk kampung halamannya.

Ternyata, jalan yang dilewati tidaklah semulus yan dibayangkan. Tahun 2004 bergabung dengan Partai Golkar, menjajal ikut bertarung di Pemilu Legislatif. Sayang, saat itu nama Kadir dicoret KPU, karena SK pengunduran dirinya dari PNS belum dikantongi.

Gagal menjadi anggota DPRD, alumni IAIN Imam Bonjol Padang ini tidak lantas patah arang. Menurutnya, masih banyak cara untuk mengabdikan diri kepada masyarakat, termasuk ketika dia harus terjun ke dunia kontraktor.

Tidak sia-sia, sejumlah tender proyek-proyek besar berhasil dimenangkannya, hanya saja keinginanya untuk menjadi anggota DPRD masih begitu kuat. Kesempatan tersebut digunakan untuk terus bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat, merangkul seluruh elemen, memberikan pemahaman dan keyakinan, bahwa anak Pangkalan Nyirih mampu bersaing dengan anak daerah lain.

Akhirnya, pada Pemilu Legislatif 2009 mengantarkan ayah Shasi Kirani Aurora ini sebagai anggota DPRD Bengkalis. Tapi bukan lagi dengan perahu Golkar, Kadir loncat pagar dan memilih Partai Barisan Nasional (Barnas). Tidak sampai lima tahun menjadi anggota DPRD, Kadir sudah tunak dengan berbagai persoalan yang terjadi di rumah rakyat. Lobi-lobi politik harus terus dilakukan, agar aspirasi masyarakat yang disampaikan melalui dirinya bisa diakomodir.

Pengalaman dirinya 8 tahun menjadi kepala sekolah SMA, 8 tahun menjadi PNS dan 5 tahun menjadi kontraktor, menjadi bekal saat dirinya harus beradaptasi dengan teman, mitra dan berbagai kepentingan lainnya. Satu-satunya wakil rakyat dari Barnas, tidak membuat Kadir kecil hati apalagi minder ketika itu. Kadir tetap bersuara, memperjuangkan hak-hak masyarakat, terutama memperjuangkan alokasi anggaran infrastruktur untuk Pulau Rupat.

Lihatlah, Rupat kini menjadi tumpuan banyak orang, terutama bagi yang ingin menikmati keindahan pan tainya. Semua itu karena membaiknya infrastruktur di pulau tersebut. Jalan, listrik, air bersih dan sekolah-sekolah terbangun dengan baik. “Bersama kawan-kawan, kami terus memperjuangkan alokasi anggaran untuk Rupat. Alhamdulillah, sudah nampak perkembangannya,” sebut pria keturunan Tionghoa ini.

Memilih Partai Amanat Nasional
Sadar masih banyak hal yang harus diperjuangkan, Kadir kembali ancang-ancang untuk kembali terlibat dalam Pemilu Legislatif 2014. Tapi dirinya terpaksa memilih perahu berbeda, karena perahu sebelumnya Barnas, tidak lagi bisa tampil di Pemilu 2014.

Pikiran becelaru juga bercabang karena pilihan dan ajakan cukup banyak. Sempat disebut-sebut bergabung dengan Partai Golkar, namun akhirnya memutuskan bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Sepaham dan seide itu jelas, tapi menurutnya, besar bagaimanapun partai yang ditumpainginya, jika berdiam diri alias tidak berbuat, maka
tidak akan ada artinya.

Pemilu 2014 kembali mengantarkan dirinya sebagai anggota DPRD Bengkalis. Kenyataan itu sekaligus membuktikan bahwa sosok alumni YPPI Bengkalis itu masih cukup dipercaya oleh masyarakat. Dan yang membanggakan, perolehan suara yang dikantonginya terbanyak dari semua caleg dari Dapil Rupat.

Ada cerita menarik sebetulnya kala dirinya kembali bertarung di Pemilu Legislatif 2014. Banyak pendapat mengatakan, suara yang bakal diraih pria berkulit putih dan bermata sipit ini tidak akan signifikan, karena pada saat bersamaan, selain harus bersaing dengan puluhan calon yang lain, Kadir juga harus bertarung dengan Nur Azmi Hasyim ST dari
Demokrat, yang tak lain adalah anak abang kandungnya sendiri dan berada satu daerah pemilihan.

Tapi fakta membalikkan semua perdiksi, Kadir dan Emi (panggilan akran Nur Azmi) sama-sama lolos menjadi anggota DPRD dengan perolehan suara cukup signifikan. “Ini amanah dan kepercayaan masyarakat kepada saya, harus saya emban dan pikul dengan penuh tanggungjawab. Pastinya, saya harus berbuat lebih dari tahun sebelumnya,” ujar suami Ir Tien Suharti Romas ini.

Ditanya soal target, pria yang pernah bercita-cita menjadi seorang dokter dan kini sedang menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas Riau ini berujar, tak ada target apapun yang dipasang. Baginya, amanah yang dibebankan di pundaknya sudah cukup memacu dan mengawasinya untuk berbuat maksimal dengan kemajuan Kabupaten Bengkalis terutama daerah pmilihannya.

“Priode pertama sebagai anggota DPRD, saya sudah ditempa oleh berbagai kondisi.
Saya sudah banyak belajar dan mengerti apa yang harus saya lakukan. Intinya, jika saya tidak bisa berbuat untuk rakyat, untuk apa saya menjadi wakil mereka. Yang penting berkomitmen dengan apa yang menjadi tujuan awal,” tegas Kadir.

Lalu apa yang menjadi prioritas untuk diperjuangkannya di priode kedua ini, kata Kadir, infrastruktur dasar harus tetap menjadi prioritas. Saat ini jalan poros Pulau Rupat mulai dari Tanjung Kapal hingga ke Pangkalan Nyirih sudah terbangun dengan baik, kendati
baru base. Perlu peningkatan kondisi jalan tersebut sampai dicor atau rigid.

Kemudian, akses ke pantai indah Teluk Rhu harus dipermudah, begitu juga sarana dan prasarana pantai. “Komitmen kami bagaimana suatu saat nanti, Pulau Rupat menjadi destinasi para wisatawan dalam dan luar negeri. Keindahan alam sudah kita miliki, tinggal kita hias dan persolek agar lebih menarik,” tegasnya.***