Teks foto: Foto Bersama Komisi II DPRD Bersama Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Riau

Pekanbaru, Humas DPRD – Komisi II DPRD Bengkalis melakukan  pertemuan bersama Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Riau untuk membahas pemanfaatan riset dan inovasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi di daerah. Rombongan diterima langsung oleh Sekretaris BRIDA Eka Hardianto beserta jajaran.

Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Wakil Ketua II DPRD Hendrik Firnanda Pangaribuan tersebut, Wakil Ketua Komisi II, Tairan, SH, mengatakan kunjungan ini bertujuan untuk menggali informasi terkait pemanfaatan riset dan inovasi oleh BRIDA dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya dalam mendukung potensi-potensi lokal berbasis teknologi, Rabu (28/05/2025).

Dalam pemaparannya, Sekretaris BRIDA menyampaikan bahwa pihaknya memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) Riau Science and Techno Park (RSTP) yang berperan aktif dalam riset dan pengembangan teknologi untuk mendukung pelaku UMKM.

Kepala UPT RSTP, Sofyan Hadi, menjelaskan bahwa BRIDA tengah mengembangkan berbagai inovasi berbasis riset, inovasi juga telah ditawarkan kepada Bappeda Kabupaten Bengkalis.

“Bengkalis seharusnya tidak hanya menerima Dana Bagi Hasil (DBH) Migas, tetapi juga mulai mengelola potensi migasnya sendiri,” ujarnya. Ia juga menyebutkan potensi pengembangan energi terbarukan melalui tanaman seperti singkong yang dapat diolah menjadi bioetanol.

Selain itu, Sofyan menyoroti pentingnya inkubasi bisnis teknologi agar hasil riset tidak hanya berhenti di laboratorium atau proyek percontohan. “Kami mendorong transfer teknologi ke sektor industri dan pengembangan startup berbasis riset yang memiliki nilai ekonomi,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi II, Erwan, menyampaikan bahwa masih banyak inovasi riset yang terbentur regulasi dan belum memperoleh perhatian serius. Ia juga menanyakan tata cara pembentukan BRIDA dan pengelolaan SDM-nya.

Perwakilan dari Bappeda Bengkalis Fadhlan Daulay yang turut hadir dalam pertemuan tersebut menyampaikan bahwa daerah Bengkalis belum memiliki sumber daya manusia yang cukup untuk pengembangan inovasi teknologi dan masih belum menjalin kerja sama dengan pihak akademisi. Meski demikian, pihaknya mendukung sinergi dengan BRIDA, terutama untuk mendukung program unggulan daerah di sektor kelapa sawit, padi, dan perikanan.

Anggota Komisi II lainnya, Laurensius Tampubolon, menyoroti potensi kerja sama antara BRIDA dan Disnaker di Kecamatan Mandau untuk mendorong sertifikasi tenaga kerja industri, yang dapat berkontribusi pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

H. Muhammad Rafee juga mempertanyakan bentuk dukungan BRIDA dalam proses inkubasi UMKM. Menanggapi hal ini, Sofyan Hadi menyatakan bahwa BRIDA terbuka untuk memberikan pendampingan, konsultan, serta bantuan administrasi kepada pelaku UMKM. Namun, ia menekankan bahwa pengembangan teknologi tidak bisa hanya mengandalkan APBD.

“Perlu kemitraan dengan pihak swasta dan dukungan dari kementerian terkait seperti Kementerian Riset, ESDM, dan Migas. Kami juga menyarankan Komisi II melakukan studi banding ke Technopark Solo yang telah menerapkan sistem pelatihan dan sertifikasi industri secara terintegrasi,” tambahnya.

Menutup pertemuan, Wakil Ketua Komisi II, Tairan, menyampaikan apresiasinya atas pemaparan BRIDA. “Kami berharap berbagai inovasi yang telah dilakukan di Provinsi Riau dapat diaplikasikan juga di Kabupaten Bengkalis, demi mendorong kemajuan daerah ke depan,” pungkasnya.

 


[Ikuti Terus DPRD Bengkalis Melalui Sosial Media]







DPRD Bengkalis
di Google+



DPRD Bengkalis
di Instagram

Berita Lainnya

Tulis Komentar